tag:blogger.com,1999:blog-16053184856570644402024-03-12T22:35:07.365-07:00LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS KATOLIK DARMA CENDIKALPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-40893740349466047552009-11-26T08:07:00.000-08:002009-11-26T08:18:14.187-08:00KEGIATAN PENELITIAN ANALISIS SOSIAL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm2e-vC7-3Kyh4vehpc5rFfBFkxc655XRvMRO1e4wFPF_wfy_MziJY3Gx1iDm9sKykZinktcc7pFiJiWkAINzvipWqzgk4QdCv3F9wiLoVoppF6cRUHX_nBRyAbeoNcC8-sYw_YgBmlKZz/s1600/11633_1195458659937_1632595801_492190_4421038_n.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 239px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm2e-vC7-3Kyh4vehpc5rFfBFkxc655XRvMRO1e4wFPF_wfy_MziJY3Gx1iDm9sKykZinktcc7pFiJiWkAINzvipWqzgk4QdCv3F9wiLoVoppF6cRUHX_nBRyAbeoNcC8-sYw_YgBmlKZz/s320/11633_1195458659937_1632595801_492190_4421038_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5408447244742421778" /></a><br />Dalam rangka persiapan kegiatan Pendampingan Masyarakat di wilayah Desa Jatiarjo dan Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen - Kab. Pasuruan, beberapa orang Dosen (Dian Ety Mayasari, SH. M.Hum, Albertus Daru, ST, Edwin Kristianto, ST, Martinus Sonny, SE. Martika Dini Syaputri, SH. dan Drs. Wahyu Krisnanto) serta 22 orang mahasiswa dari Fakultas Teknik, Ekonomi dan Hukum melakukan penelitian Analisis Sosial. Kegiatan analisis sosial ini dimaksudkan sebagai langkah awal untuk mempersiapkan penyusunan strategi pemberdayaan masyarakat di kedua desa tersebut dengan mendasarkan pada karakteristik sosekbud masyarakat, potensi sumberdaya alam, potensi kelembagaan, permasalahan dan kebutuhan nyata masyarakat.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-58499626272801120602009-11-26T08:01:00.000-08:002009-11-26T08:04:40.484-08:00KEGIATAN PENDAMPINGAN MASYARAKATDalam rangka kerjasama antara UNIKA DARMA CENDIKA dan YAYASAN KALIANDRA SEJATI, kami mengundang para mahasiswa UNIKA DARMA CENDIKA yang memiliki minat dalam bidang industry kreatif serta menjadi pekerja social (pendamping masyarakat) untuk bergabung dalam kegiatan Pendampingan Masyarakat di bidang: <br />1. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil Industri Kreatif<br />2. Pengembangan Ekowisata (Eco Tourism) serta <br />3. Advokasi Lingkungan Hidup dan Pemerintahan Desa<br /><br />Kegiatan pendampingan masyarakat ini, akan diselenggarakan di wilayah Desa Jatiarjo dan Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen – Kabupaten Pasuruan. <br /><br />Bagi mahasiswa yang berminat dan atau ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang kegiatan tersebut, dapat menghubungi: Ibu Dian Ety Mayasari, SH, M.Hum atau Sdri. Martika Dini Syaputri, SH di Sekretariat LPPM UNIKA DARMA CENDIKA.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-63745307744101209442009-06-28T07:59:00.000-07:002009-06-28T08:21:30.459-07:00PROGRAM MAGANG KARYAWAN DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJb4Pu3innLUYD16swAB3kEY44cQJaN-53WgfUAekJfQV7dWZ80r5M_XIg9GANs6q-kq-FuwXWxs5zZzVZOlkGzGNWyK8F7P-13SLBpfh5IbaS-mrbKlhzmVUnUR7GwdWCdO-7wXaK1DPu/s1600-h/100_2617.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJb4Pu3innLUYD16swAB3kEY44cQJaN-53WgfUAekJfQV7dWZ80r5M_XIg9GANs6q-kq-FuwXWxs5zZzVZOlkGzGNWyK8F7P-13SLBpfh5IbaS-mrbKlhzmVUnUR7GwdWCdO-7wXaK1DPu/s320/100_2617.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352398780435522898" /></a><br />Dalam rangka Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHKI) Tahun 2009 dengan dana dari Ditjen Dikti, Universitas Katolik Darma Cendika melakukan kerjasama dengan Universitas Sanata Darma untuk peningkatan kapasitas SDM terkait dengan Sistem Manajemen Kelembagaan dan Penjaminan Mutu melalui program magang. Pada tanggal 23 Juni 2009 lalu telah dilakukan penandatanganan kerjasama program magang yang dilakukan oleh Rektor Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) dengan Rektor Universitas Sanata Dharma (USD).<br />Pada program pemagangan kali ini, UKDC mengirimkan 5 orang tenaga pengajar dan karyawan untuk melakukan magang di Universitas Sanata Dharma selama 1 bulan. Dosen dan karyawan yang dikirimkan untuk melakukan magang tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi di Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Alumni(BAAKA); Biro Administrasi Umum (BAU); Perpustakaan, Pusat Komputer dan Lembaga Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT).LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-30482701129266992012009-06-09T00:05:00.000-07:002009-06-09T00:29:20.527-07:00PENGIRIMAN PROPOSAL HIBAH DP2M<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjywtVx6YnB9r4gaQZYaCHBIL7m5rfKkX8f-7oQsRAcyLun6UEsRTEqjrHWYPq5YyZWCxcYQo5psybD7bFbLgmuNY198ecl6knK7fSDZ6kJWugS-DAy0tSUANjcnsz44yghuMtEeikkZnZ4/s1600-h/ParkerLiquidLeadPencil04.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 314px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjywtVx6YnB9r4gaQZYaCHBIL7m5rfKkX8f-7oQsRAcyLun6UEsRTEqjrHWYPq5YyZWCxcYQo5psybD7bFbLgmuNY198ecl6knK7fSDZ6kJWugS-DAy0tSUANjcnsz44yghuMtEeikkZnZ4/s320/ParkerLiquidLeadPencil04.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345226517476212898" /></a><br />Pada tahun anggaran 2009 ini, beberapa orang Dosen di lingkungan Universitas Katolik Darma Cendika telah mengirimkan beberapa proposal penelitian hibah Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita (DM&SKW). Secara rinci para dosen yang mengirimkan Proposal Hibah DM & SKW tersebut adalah:<br />1. Albertus Daru Dewantoro, ST (FT Industri) dengan judul penelitian: "Analisis Dan Perancangan Ruang Kerja Ergonomis Bagi Pekerja Workaholic" (Hibah Dosen Muda).<br />2. Albertus Magnus Sunur, SH. MHum (FH) dengan judul penelitian: "Eksistensi UU No.5 Th.1992 Tentang Benda Cagar Budaya Berkaitan Dengan Pembangunan PIM di Situs Trowulan Mojokerto" (Hibah Dosen Muda)<br />3. Atjeng Subrata, SH. M.Hum (FH) dengan judul penelitian: "Faktor-Faktor Wanita Yang Bekerja Mengajukan Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Surabaya" (Hibah Studi Kajian Wanita).<br />4. Erna Wahjuningsih, SH (FH) dengan judul penelitian: "Peran Serta Perempuan Miskin Dalam Pengambilan Keputusan Pada Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)" (Hibah Studi Kajian Wanita).<br />5. Jeanne Asteria Wawolangi, SE. M.Ak dengan judul penelitian: "Kevalidan Capital Asset Pricing Model Terhadap Risiko Sistematis Pada Perusahaan Perbankan Dan Perusahaan Manufaktur Di Indonesia" (Hibah Dosen Muda).<br />6. Nany Suryawati, SH. MH (FH) dengan judul penelitian: "Kedudukan Hukum Akte Kelahiran Anak Yang Terlahir Dalam Kawin Kontrak (Kawin Mut'ah) Wanita Muslim Indonesia Dengan Seorang Pria Berkaitan Dengan Hak-hak Anak (Studi Kasus di Dusun Paserpan - Kab. Pasuruan, Jawa Timur)" (Hibah Dosen Muda).<br />7. Thyophoida Wanty Suryani Panjaitan, SE. MM (FE) dengan judul penelitian: "Dampak Perkembangan Pasar Modern Terhadap Pasar Tradisional Di Surabaya" (Hibah Dosen Muda). <br /><br />Selain daripada itu, beberapa orang dosen Fakultas Ekonomi yang dikoordinasi oleh LPPM UNIKA DARMA CENDIKA juga mengajukan Hibah Program Pegabdian kepada Masyarakat - Iptek Bersama Masyarakat (Hibah PPM - IbM) dengan judul proposal "Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengelola Air Bersih di Dusun Bangsalsari - Desa Banyuurip, Kec. Ujungpangkah - Kab. Gresik".LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-75577859918805554102009-06-08T23:14:00.000-07:002009-06-09T00:00:33.871-07:00PENDAMPINGAN LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SISWA (LDKS)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTvbfNU0bmsUzxRboqR3OW-ig6GRp8A-7H6lpxOrEKtqgcJiSeGRmzgYhaHxWXBAAq9elT6DEdP30sEwqDu4WAKEFKAp_rPOVP3Fgb-FdYq08yIh1YSN2Ka_4TNIe06kf77VR2Ki-czj6c/s1600-h/100_2138.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTvbfNU0bmsUzxRboqR3OW-ig6GRp8A-7H6lpxOrEKtqgcJiSeGRmzgYhaHxWXBAAq9elT6DEdP30sEwqDu4WAKEFKAp_rPOVP3Fgb-FdYq08yIh1YSN2Ka_4TNIe06kf77VR2Ki-czj6c/s320/100_2138.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345211111671476162" /></a><br />Pada tanggal 7 - 8 Februari 2009 lalu, LPPM UNIKA DARMA CENDIKA dipercaya oleh SLTP St. Yosef dan St. Carolus Surabaya untuk memberikan pendampingan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), dimana kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 50 orang siswa. Bertindak sebagai Facilitator Utama pada kegiatan ini adalah: Drs. Bruno Hami, MM (Dosen FE); Retno Dewi P, SH. M.Si (Dosen FH) dan Albertus Daru, ST. (Dosen FT-Industri). Dalam kegiatan ini LPPM UNIKA DARMA CENDIKA juga melibatkan beberapa mahasiswa yang berperan sebagai Co.Facilitator, yaitu: Tika (FH), Meggi (FE), Putri (FE), Danaro (FE), Pauline (FE), Primus (FT), Mario (FT) dan Lucky (FE). Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi: Dasar Keorganisasian, Etika Berorganisasi dan Dasar-dasar Kepemimpinan.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-90419157643956710392009-03-24T22:44:00.000-07:002009-03-24T22:59:40.919-07:00New Room LPPMAkhir tahun 2007, mungkin menjadi akhir tahun yang sulit bagi LPPM UKDC. bagaimana tidak, kejadian 2 tahun lalu membuat LPPM tidak mempunyai <strong></strong>'markas'....<br /><br />tapi, atas dukungan semua pihak, kini LPPM UKDC bisa memiliki markas kembali...<br /><br />dengan markas yang baru di harapkan LPPM UKDC mendapatkan semangat yang baru juga untuk melakukan Penelitian maupun Pengabdian bagi Masyarakat...LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-11281537048845722752008-11-13T20:26:00.000-08:002008-11-13T20:43:36.314-08:00BERPIKIR LAIN DARI YANG LAIN<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTW8qhPFS1Ccmt4kkWoz1pZOmGmb_V2C3mLd7xcjw6m3KfGSG0KZHfEuTCqf8dN6npcAJ6901nsXH5e5tkY_1sX7DWBl3o2-w3aZZLtB9kB8OQ9ApizZP394q45U_C60KBo3N3PajSz9Or/s1600-h/chimpanzee_thinking_poster.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTW8qhPFS1Ccmt4kkWoz1pZOmGmb_V2C3mLd7xcjw6m3KfGSG0KZHfEuTCqf8dN6npcAJ6901nsXH5e5tkY_1sX7DWBl3o2-w3aZZLtB9kB8OQ9ApizZP394q45U_C60KBo3N3PajSz9Or/s320/chimpanzee_thinking_poster.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268369086169678578" /></a><br />Pada saat pesawat terbang pertama kali terlintas dalam benak penemunya, tentu saja ada pergulatan yang cukup hebat terhadap pilihan untuk ‘apakah melanjutkannya untuk jadi” atau “menghentikannya sampai disini”. Demikian juga pada saat dalam uji coba ternyata kegagalan dan kegagalan yang ditemui, bahkan cemoohan dari orang-orang disekitarnya terdengar menyakitkan dan menyinggung perasaan, bahkan tidak sedikit yang menyatakan bahwa ini hanyalah perwujudan dari kegilaan. Namun sang penemu terus menancapkan pilihan “melanjutkannya untuk jadi”, dan berkah itu sekarang kita rasakan, perpindahan fisik dalam jarak yang panjang mudah kita lakukan dalam tempuhan waktu yang singkat.<br /> <br />Semua orang merasakan bahwa setiap kali mereka memiliki ide yang berbeda dari keseharian maupun kebiasaan , selalu saja harus berhadapan dengan anggapan negatif dari lingkungan dan kesulitan awal untuk memulai. Hal ini sangat manusiawi jika kenyataan mengatakan bahwa jumlah “orang besar” lebih sedikit dari jumlah orang kebanyakan. Artinya memang keberanian berfikir dan menjalani kehidupan yang berbeda memunculkan peluang yang berbeda pula.<br /> <br />Ada dua hal yang paling berpengaruh pada saat kita berkeinginan berfikir berbeda. Faktor yang pertama adalah “ketakutan” dan faktor yang kedua adalah “penundaan”. Ketakutan akan kegagalan, ketakutan melakukan sesuatu yang sia-sia, ketakutan atas anggapan orang lain merupakan definisi atas faktor yang pertama. Sedangkan penundaan seringkali karena pola fikir menunggu momentum yang tepat.<br /> <br /><strong>Bagaimana mengatasi “ketakutan” ?</strong><br /> <br />Ketakutan adalah milik semua manusia, tetapi seorang pemberani bukanlah orang yang tidak memiliki rasa takut, tetapi orang yang paling sering menkonfrontasi rasa takutnya untuk tujuan besar yang lebih positif. Mengkonfrontasi rasa takut menjadi lebih mudah jika tujuan yang ingin kita capai lebih jelas. Misalnya di pedesaan pada malam hari seseorang takut untuk pergi menonton acara panggung gembira di lapangan kelurahan yang letaknya jauh dari rumah, tetapi dengan lebih memperjelas tujuan bahwa kalau tidak berangkat maka tidak bisa melihat group dangduth favoritnya perlahan-lahan rasa takut itu akan pergi. Seorang karyawan dengan jabatan supervisor takut untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan board of director untuk yang pertama kalinya, tetapi dengan lebih memperjelas tujuannya bahwa dia menginginkan untuk menjadi manager dalam 2 tahun, maka cara yang paling mudah adalah sering menunjukkan kelebihannya di depan para direktur sebagai pemegang keputusan tertinggi di dalam promosi, maka rasa takut itu perlahan-lahan akan pergi.<br />Memperjelas tujuan berdampak terhadap penguatan kemauan, dan penguatan kemauan menyingkirkan rasa ketakutan.<br /> <br /><strong>Bagaimana mengatasi “penundaan”?</strong><br /> <br />Berfikir tentang menunggu momentum adalah kesalahan berfikir yang terbesar, karena momentum itu diciptakan. Usaha yang sistematik untuk mengkondisikan kekuatan diri dan lingkungan akan menciptakan momentum kesuksesan.<br />Menunda berarti membiarkan orang lain melakukannya lebih dahulu. Untuk menjadi orang yang dikenal luas ada dua buah cara, cara yang pertama adalah melakukannya dan menjadi yang terbaik atau melakukannya untuk pertama kali. Membiarkan orang lain melakukannya lebih dulu adalah kegagalan 50% untuk dikenal secara luas dan kegagalan 50% dalam peluang sukses.<br /> <br /><strong>Mulai berfikir berbeda adalah awal dari langkah besar</strong><br /> <br />Memulai berfikir yang berbeda adalah awal untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Seorang penjual jamu gendong keliling akan selamanya menjadi penjual jamu gendong keliling, kalau dia tidak mulai berfikir menyisihkan sebagian hasil jualannya untuk dikumpulkan menyewa depot jamu. Setelah terkumpul lalu dia menyewa sebuah depot untuk berjualan, dan hasil penjualannya dia sisihkan untuk uang muka pembelian ruko dimana dia tidak hanya menjual jamu merk orang lain tetapi juga meracik jamu hasil ramuan yang dia yakini memiliki khasiat, maka kita dapati sekarang dia menjadi pemilik sebuah pabrik jamu.<br /> <br />Rumusan awal selalu mengatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang berbeda maka usahanya harus berbeda. Usaha awal untuk berbeda adalah dengan berfikir berbeda dari orang lain. <br />Mencari aspek yang berbeda dengan ujung yang positif dimulai dengan melakukan proses kalkulasi dan penelusuran terhadap apa yang sering atau telah difikirkan oleh orang lain. <br />Misalnya :<br />- Sesuatu yang biasanya difikirkan oleh seorang karyawan adalah bagaimana mendapatkan gaji yang lebih besar dari yang didapatnya sekarang. Berfikir berbedanya adalah : “bagaimana tanpa ada kenaikan gaji tetapi terjadi peningkatan kesejahteraan dan kemerdekaan keuangan”.<br />- Seorang penjual biasanya berfikir tentang bagaimana meraih target penjualan yang telah ditetapkan setiap bulannya, apa yang harus dilakukannya hari ini, siapa prospek yang memungkinkan untuk menaikkan omzet. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana meraih target penjualan tanpa harus menjual sendiri dan pasti berhasil”<br />- Seorang Direktur biasanya berfikir tentang bagaimana cara memajukan bisnisnya atau membuat bisnisnya berkembang dengan pesat. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana agar dia tetap bisa setiap hari bermain golf dan bersenang-senang dan usahanya menjadi tambah besar dan berkembang pesat”<br />- Seorang Guru biasanya berfikir tentang bagaimana menyampaikan materi didepan kelas dan muridnya menjadi pandai. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana tanpa kehadirannya murid bisa belajar dan mengerti tentang ilmu yang diajarkannya” <br />- Seorang Mahasiswa biasanya berfikir bagaimana meraih indeks prestasi setinggi-tingginya sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan pada saat nanti bekerja. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan tinggi tanpa harus menunggu lulus dengan indeks prestasi yang tinggi”<br /><br />Disadur dari motivator muda: Cahyana Puthut WijanarkaLPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-20122395276795835642008-10-14T21:28:00.000-07:002008-10-14T21:31:22.184-07:00CERITA YANG INSPIRATIF<strong>Ini adalah sebuah kisah yang diperoleh dari sebuah mailing list. Cerita ini sangat inspiratif dan menyentuh perasaan kita semua. </strong><br /><br />Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, <br />atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. <br />Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup. <br />Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah <br />saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. <br />Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap <br />orang memilikinya. <br />Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." <br />Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya <br />kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi <br />mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan <br />didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan <br />selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah <br />mudah. <br />Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak <br />bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi <br />kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya <br />sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, <br />saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil <br />mencari tempat duduk yang masih kosong. <br />Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap <br />orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang <br />yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian. <br />Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat <br />mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya <br />membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di <br />belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! <br />Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali. <br />Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih <br />pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang <br />"tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi <br />juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia <br />meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu. <br />Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung <br />beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. <br />Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya <br />'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang <br />memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. <br />Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, <br />dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya <br />merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu <br />kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja <br />sudah sampai didepan counter. <br />Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya <br />pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. <br />Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." <br />Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh <br />mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam <br />restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli <br />sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan. <br />Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku <br />beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka <br />mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir <br />semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru <br />menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke <br />diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya. <br />Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga <br />kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum <br />dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan <br />terpisah. <br />Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di <br />counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke <br />meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan <br />lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua <br />lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di <br />atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak <br />tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini <br />telah saya pesan untuk kalian berdua." <br />Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah <br />ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, <br />nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya <br />saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, <br />Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga <br />saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian." <br />Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk <br />lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya <br />merengkuh kedua lelaki itu. <br />Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan <br />mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang <br />tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba <br />meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata <br />"Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang <br />pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling <br />berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan <br />menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan <br />'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat <br />membutuhkan. <br />Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan <br />meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka <br />satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' <br />dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi <br />tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang <br />mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi <br />kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan <br />tadi kepada kami." <br />Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak <br />meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah <br />kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, <br />mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu <br />melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya <br />merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang <br />tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. <br />Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih <br />sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! <br />Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini <br />ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan <br />keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke <br />depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan <br />ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika <br />akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan <br />paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama <br />cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan <br />gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para <br />siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana <br />sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di <br />deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk <br />mengungkapkan perasaan harunya. <br />Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya <br />dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya. <br />"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' <br />dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu." <br />Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh <br />orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, <br />dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai <br />mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah <br />saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT." <br />Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh <br />para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan <br />memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara <br />MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT <br />HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN <br />MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN <br />SESAMA! <br />Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan <br />cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' <br />yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini <br />akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) <br />bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya! <br />Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari <br />kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan <br />JEJAK di dalam hatimu. <br />Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk <br />berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan <br />uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan <br />lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan <br />kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan <br />makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke <br />dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa <br />mendapatkannya. <br />Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang <br />tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari <br />PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa <br />mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri .LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-82260916389869864952008-10-01T07:30:00.000-07:002008-10-01T07:52:31.496-07:00<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFtvz_zgTNQ9ZVhJQEwF2Cp9syIfh7Clba_RgMGSPcowGqpbJSt51zOLlY5K0y5UNM68tXT2Wq0Isochy28E4lQBylEAswAkYNFV03qHKM3KXlqXBRDwAZWCftd_kI6aWaZuHmx5JzI9pg/s1600-h/sunrise-borobudur-indonesia2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFtvz_zgTNQ9ZVhJQEwF2Cp9syIfh7Clba_RgMGSPcowGqpbJSt51zOLlY5K0y5UNM68tXT2Wq0Isochy28E4lQBylEAswAkYNFV03qHKM3KXlqXBRDwAZWCftd_kI6aWaZuHmx5JzI9pg/s320/sunrise-borobudur-indonesia2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5252198277727582978" /></a><br />Seiring dengan merekahnya mentari pagi di hari yang Fitri, kami keluarga besar LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) UNIKA DARMA CENDIKA mengucapkan: <strong>"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H - MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN"</strong>LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-37642366213402176602008-08-01T09:43:00.000-07:002008-08-01T09:53:39.926-07:00MAJU TERUS, PANTANG MUNDUR !!!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXRiuKBT2zLG5CEvJYjWcTl1zzHTu9mp9paXOZWMmqmkKviXJgY1bYtGzChKNj9TFY9Wx_tCUGAgIzKjgcQSP-3tJQu2avjT5kvXk77PPgr6RwTitj5XRjc0ZGUsQqHhRL5RzTU48lZ8gH/s1600-h/semangat.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXRiuKBT2zLG5CEvJYjWcTl1zzHTu9mp9paXOZWMmqmkKviXJgY1bYtGzChKNj9TFY9Wx_tCUGAgIzKjgcQSP-3tJQu2avjT5kvXk77PPgr6RwTitj5XRjc0ZGUsQqHhRL5RzTU48lZ8gH/s200/semangat.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5229593302882415154" /></a><br />Ketika Colombus menyeberangi lautan Atlantik yang sukar dan penuh dengan tantangan yang membahayakan, tidak tahu kemana arah ia berlayar. “Hari ini kami berlayar pada lintasan WSW”, tulisnya pada buku hariannya. Pada saat itu, Columbus pasti dipenuhi dengan harapan dan keyakinan bahwa dia diarahkan secara benar agar tepat pada tujuan yang ingin dicapai.<br /><br />Pada saat itu, tentu ia juga mempunyai keraguan dan keputusasaan, bahwa ia tidak akan sampai pada tujuan, ia bisa saja tidak hentinya terombang-ambing di tengah lautan yang menggelora, mungkin ia juga bisa kehilangan dunia ini selama-lamanya. Hal-hal lain bisa juga mungkin terjadi lebih buruk, misalnya kapalnya rusak dan tenggelam, para awak kapal yang mulai panik dan memberontak, Apakah Colombus juga kadang-kadang kehilangan harapan dan keyakinannya ? Tentu saja ia pernah mengalaminya.<br /><br />Namun pada saat-saat putus asa, frustasi, gelisah, dan dalam tengah krisis itu Columbus membangkitkan keberaniannya, Ia tahu ia harus berada pada posisi yang tepat dan maju terus. Mengapa ia menjadi berani ? Karena ia memiliki integritas dari dalam diri dia (Komitmen). Apakah Anda memiliki integritas diri ketika Anda ada dalam keadaan-keadaan sulit ? Punyakah Anda rasa harga diri selama menghadapi tantangan hidup ? Apakah Anda membangkitkan kepercayaayn dan keberanian Anda disaat kehilangan harapan, kegagalan, waktu panik, saat-saat krisis, ketika Anda tenggelam dalam lautan frustasi ? Ketika Anda merasa sudah tidak berdaya lagi ? Ketika Anda ingin memberontak kepada diri sendiri ? Kebesaran diri terbentuk ketika Anda mencoba untuk menjadi besar.<br /><br />Kapan itu ? Pada saat-saat krisis,. Pada saat ragu-ragu, susah, putus harapan, maukah Anda menuliskan kata-kata Columbus pada selembar kertas : “Hari ini kami berlayar terus”, kemudian simak dan hayati dalam kehidupan Anda sehari-hari, ini merupakan tanggung jawab moral yang harus Anda buat juga.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PESAN :<br /></span>Setiap orang sukses, pasti pernah mengalami kesulitan hidup, tantangan rintangan, dan krisis. Saat-saat kita mulai dari nol lagi, belum punya apa-apa, bahkan punya banyak keterbatasan. Saat-saat kita merasa frustasi, sepertinya ingin menyerah saja. Tetapi jauh di dalam hati, masih tersimpan sebuah harapan dan impian besar untuk diraih. Maka sering kali kita menangis di kesunyian malam. Guru saya pernah berkata: “Setiap orang sukses, pasti pernah menangis sendiri di tengah malam”. Tetapi pada saat itu juga kita akan menemukan kepercayaan, keberanian, dan passion kita kembali. Jadi jika Anda tengah mengalami masa-masa sulit dan krisis, Selamat, karena Anda sudah dipilih untuk menjadi orang sukses berikutnya, jika Anda berhasil melewati semua krisis dan tantangan, maka Anda akan keluar sebagai Pemenang!<br />(Disadur dari email Sdr. Rudy Lim seorang inspirator dan motivator muda)LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-39473299859991327772008-07-26T08:06:00.000-07:002008-07-26T08:13:45.106-07:00PELATIHAN PENDAMPINGAN MASYARAKATPada bulan September 2008 mendatang, LPPM UNIKA DARMA CENDIKA akan menyelenggarakan "Pelatihan Tenaga Pendamping Masyarakat". Materi-materi pelatihan yang akan diberikan meliputi: Prosedur dan Teknik Pemetaan Sosial, Analisis Sosial dan Kemiskinan dan Teknik Fasilitasi. Pelatihan direncanakan akan diselenggarakan selama 2 hari bertempat di Wisma Kartini - Pacet, Mojokerto. Kepada rekan-rekan (baik umum, dosen dan mahasiswa) yang berminat silahkan mendaftarkan diri kepada Sdri. Martika Dini Syahputri HP. 085731326051, dengan biaya investasi Rp. 75.000/org.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-74771174920585733782008-07-26T07:53:00.000-07:002008-08-01T10:25:05.457-07:00PENELITIAN SANITASI PERKOTAANUntuk mendukung program Kali Bersih di Kota Surabaya yang telah dicanangkan oleh Pemerintah, LPPM UNIKA DARMA CENDIKA bekerjasama dengan sebuah perusahaan konsultan menyelenggarakan penelitian tentang Solid Waste Sewerage. Penelitian dilakukan di 4 wilayah Kelurahan di Kota Surabaya dengan responden sebanyak 600 KK. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat dalam membuang limbah padat (kotoran) rumah tangga serta sikapnya terhadap rencana pembangunan Sistem Pengolahan Limbah Padat Terpusat. <br /><br />Tim Peneliti LPPM UNIKA DARMA CENDIKA dipimpin oleh Ibu Dian Etty Mayasari, SH. MHum. dari Fakultas Hukum dan dibantu oleh 17 orang mahasiswa. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendukung terhadap rencana pembangunan sistem pengolahan limbah padat terpusat.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-18441841461404666612008-07-26T07:23:00.000-07:002008-07-26T07:51:07.252-07:00OUTBOUND PADUAN SUARA GEREJA ALGONZ<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif_-2-a0-wKKw3NdtlIwhtvhRk7-Ao_Uul4nhlIrEWB_1ud7Pzr2KFiyWcF018e5t9h2AsI9WxVBDmA72VVmZQpV7tpzQcDBDJDpk5lhEs18nnqRjeOxB5Qx61PzRtY7sfxbqf9SEXWevM/s1600-h/100_1664.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif_-2-a0-wKKw3NdtlIwhtvhRk7-Ao_Uul4nhlIrEWB_1ud7Pzr2KFiyWcF018e5t9h2AsI9WxVBDmA72VVmZQpV7tpzQcDBDJDpk5lhEs18nnqRjeOxB5Qx61PzRtY7sfxbqf9SEXWevM/s200/100_1664.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5227335230158566370" /></a><br />Pada tanggal 20 - 21 Mei 2008 dipercaya untuk mendampingi Kelompok Paduan Suara Gereja Algonz melakukan kegiatan Outbound yang diselenggarakan di Sasana Krida Jati Jejer (SKJJ). Kegiatan outbound ini diikuti oleh kurang lebih 30 orang, dimana kegiatan outbound lebih menekankan pada kegiatan low impact. Bertindak sebagai Team Leader pada kegiatan pendampingan outbound ini adalah Sdri. Martika Dini Syahputri dengan dibantu oleh Mas Yoga, Mas Ringgo, Yohana Tampubolon, "Cik" Nadia, Danaro dan Krisnanto.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-23929901066214683532008-03-16T20:58:00.000-07:002008-03-16T21:44:52.567-07:00KERJASAMA LPPM DG HESS INDONESIA - PANGKAH Ltd.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrBqqGblg3EfwxPLv_H1Brka2ycOGbXZgXBYI7SnfYH-w_o9p5LlSLFKPV2EuqUiKKI3dMVONoKhSwMgQtGiNAX2WnQP0Y3nWpY0JoIWVR39nM_Aq0B4o5KK6mkKCjt-YOIttwhAy6qqhM/s1600-h/spanduk+copy1jpg.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrBqqGblg3EfwxPLv_H1Brka2ycOGbXZgXBYI7SnfYH-w_o9p5LlSLFKPV2EuqUiKKI3dMVONoKhSwMgQtGiNAX2WnQP0Y3nWpY0JoIWVR39nM_Aq0B4o5KK6mkKCjt-YOIttwhAy6qqhM/s200/spanduk+copy1jpg.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5178566921360475170" /></a><br />Pada bulan Maret 2008, LPPM Unika Darma Cendika telah melakukan kerjasama dengan HESS INDONESIA PANGKAH Ltd sebuah perusahaan PMA di bidang eksplorasi minyak. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial Perusahaan). Bentuk kegiatan CSR yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kapasitas institusi POSYANDU serta kapasitas pelaku POSYANDU (Kader). Peningkatan kapasitas institusi dan pelaku di bidang Ke-POSYANDU-an ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat (ibu dan anak) di wilayah Kecamatan Ujungpangkah dan Manyar di Kabupaten Gresik. Beberapa kegiatan CSR yang dilakukan adalah training kader posyandu, studi banding, pemilihan kader dan posyandu terbaik serta melakukan monitoring evaluasi kegiatan posyandu. Seluruh kegiatan CSR ini akan berakhir pada bulan Oktober 2008.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-87126420716181441462008-01-01T07:37:00.000-08:002008-01-01T07:44:40.044-08:00MENABUR DAN MENUAIWaktu itu diri saya tampak masih SD. Saya baru saja pulang dari sekolah dan memberi tahu Ibu bahwa saya akan pergi ke rumah seorang teman untuk bermain sepakbola. Ibu bersikeras agar saya tetap di rumah dan mengerjakan PR. Namun, saya menyelinap keluar lewat pintu belakang dan menghabiskan 2 jam berikutnya untuk bermain sepak bola di halaman belakang rumah teman saya. Namun, pada permainan terakhir, saya dijegal hingga tersungkur dan tangan kanan saya retak hingga tidak dapat untuk menengadah. Saya sangat kesakitan, dan rasanya lebih sakit lagi saat menceritakannya kepada orangtua saya.<br /><br />Keputusan untuk tidak taat itu mengantar saya pada sedikit cacat pada tangan kanan saya tersebut. Pemain bisbol, Roy Hobbs, berkata dalam film The Natural, "Sebagian kesalahan memiliki dampak yang harus Anda tanggung seumur hidup."<br /><br />Keputusan kita kerap memiliki jangkauan dan dampak yang tak pernah kita bayangkan. Untuk itulah, dalam hidup kita selalu mengambil keputusan dengan cukup bijak. Keputusan yang kita ambil hari ini menghasilkan konsekuensi yang akan kita tuai hari esok.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">"Jauh lebih baik menghindari dosa sejak awal daripada kelak harus bergumul untuk mengatasi akibat dosa"</span>.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-53169995683603689802007-12-31T19:30:00.000-08:002007-12-31T19:31:36.031-08:00<center><a href="http://www.glitterbell.com/"><img src="http://i157.photobucket.com/albums/t72/gbbp/comments/holidays/new-year/NewYears11.gif" alt="MySpace Comments" border=0></a><br><a href="http://www.glitterbell.com/">Friendster Comments at GlitterBell.com</a><br><a href="http://www.glitterbell.com/comments/holidays/valentines-day/">Valentines Day Comments</a></center>LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-2241792876199294192007-12-30T20:19:00.000-08:002007-12-30T20:37:10.302-08:00CERITA TENTANG SEEKOR TUPAI<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1aZq232WUM-r80MLtJ5_5Glsk9y-esJDlqL1MwibPLVNhH-n0IZXhxdGnj5oA63Ak-Obbny1cB_XDkfbvhr7j-EwORv4hCO_SpKYBtkiDtHXx-aDHMZN9XATAr5SddwAbGsxXTpfXQkoO/s1600-h/tupai.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1aZq232WUM-r80MLtJ5_5Glsk9y-esJDlqL1MwibPLVNhH-n0IZXhxdGnj5oA63Ak-Obbny1cB_XDkfbvhr7j-EwORv4hCO_SpKYBtkiDtHXx-aDHMZN9XATAr5SddwAbGsxXTpfXQkoO/s200/tupai.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5149991358282506626" /></a><br />Beberapa tahun lalu, saya mengajak anak dan isteri saya berlibur di sebuah villa di salah satu tempat wisata di Jawa Timur. Kebetulan villa tersebut letaknya dekat sekali dengan hutan lindung, sehingga kami dapat melihat pohon-pohon cemara yang banyak tumbuh dalam hutan tersebut. Di salah satu pohon cemara tersebut, pemilik villa memasang sebuah tempat untuk memberi makan tupai yang banyak hidup secara liar di hutan. Wadah itu cukup sederhana (dua papan dan sebuah paku untuk menancapkan tongkol jagung). Setiap pagi, seekor tupai datang dan menikmati makanannya yang diberikan oleh pemilik villa. Tupai itu sangat cantik (bulunya hitam dan perutnya yang gendut berwarna abu-abu). Saya tertarik untuk memberinya makan.<br /><br />Setiap pagi, sambil duduk di teras villa saya mengamati tupai itu makan makanan yang saya berikan. Tupai itu memipil setiap biji dari tongkolnya, memegang dan memutar dengan cakarnya, lalu makan dengan rakus. Di ujung hari, tak ada lagi biji yang tersisa. Yang ada hanyalah sisa makanan yang tertumpuk di bawah pohon.<br /><br />Meski saya memerhatikannya, tupai itu takut kepada saya. Ketika saya mendekat, ia akan lari, bersembunyi di pohon, dan mencicit memperingatkan kalau saya terlalu dekat. Ia tak tahu bahwa sayalah yang menyediakan makanannya.<br /><br /><strong>REFLEKSI :</strong><br />Sebagian orang bersikap seperti itu terhadap Allah. Mereka lari ketakutan dari-Nya. Mereka tak tahu bahwa Dialah yang mengasihi mereka dan menyediakan segalanya dengan berlimpah untuk kesenangan mereka.<br /><br />Henry Scougal, seorang menteri Skotlandia abad ke-17, menulis, "Tak ada yang jauh lebih kuat untuk menggetarkan hati kita selain kesadaran bahwa kita (dikasihi oleh) Pribadi yang penuh kasih....<br /><br />Seharusnya ini membuat kita takjub dan bersukacita; seharusnya ini mengalahkan (ketakutan) dan meluluhkan hati kita." Kasih Allah adalah kasih sempurna yang "melenyapkan ketakutan".LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-70339128309848023832007-12-22T22:06:00.000-08:002007-12-22T22:13:21.862-08:00<center><a href="http://www.zwani.com/graphics/christmas/"><img src="http://images.zwani.com/graphics/christmas/images/6aa.gif" alt="ZWANI.com - The place for myspace comments, glitters, graphics, backgrounds and codes" border=0></a><br><a href="http://www.zwani.com/graphics/christmas/" target="_blank">Myspace Chistmas Comments & Graphics</a></center><br /><br /><div align="center">PIMPINAN DAN AKTIVIS LPPM UNIKA DARMA CENDIKA MENGUCAPKAN</div><div align="center">"SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU 2008. </div><div align="center">SEMOGA DAMAI NATAL HADIR DALAM SETIAP HATI MANUSIA"</div>LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-44327944357286313182007-12-18T09:31:00.000-08:002007-12-18T09:34:06.212-08:00PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DI ERA OTONOMI DAERAH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlUD17rW4hPkIUC90a0Wi1zFy-zymh0D_F1ocCfKMyqUIyUEUOaL8xbQXSN50ZcPmZRmg1pFKP7IsJXk1f1CQS2bCkS-B-rfzsPaf7j4XzhfJQCJcZVjhymyWwCvoXyldtiNbb7OJVdtfB/s1600-h/Potret+Kemiskinan+Papua.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlUD17rW4hPkIUC90a0Wi1zFy-zymh0D_F1ocCfKMyqUIyUEUOaL8xbQXSN50ZcPmZRmg1pFKP7IsJXk1f1CQS2bCkS-B-rfzsPaf7j4XzhfJQCJcZVjhymyWwCvoXyldtiNbb7OJVdtfB/s200/Potret+Kemiskinan+Papua.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5145367392196665570" /></a><br /><strong>I. PENDAHULUAN</strong><br /><br />Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Pada puncak krisis ekonomi tahun 1998-1999 penduduk miskin Indonesia mencapai sekitar 24% dari jumlah penduduk atau hampir 40 juta orang. Tahun 2002 angka tersebut sudah turun menjadi 18%, dan diharapkan menjadi 14% pada tahun 2004. Tetapi siapa yang dapat menjamin bahwa grafik jumlah penduduk miskin akan terus turun? Situasi terbaik terjadi antara tahun 1987-1996 ketika angka rata-rata kemiskinan berada di bawah 20%, dan yang paling baik adalah pada tahun 1996 ketika angka kemiskinan hanya mencapai 11,3%.<br /><br />Bagaimana menerangkan bangunan ekonomi Indonesia dengan fenomena kemiskinan di dalamnya? Ketika angka kemiskinan menunjukkan tingkat terendah, justru tak lama setelah itu terjadi krisis ekonomi yang dahsyat, yang ternyata tak segera bisa diatasi. Dampak dari krisis tersebut masih terasa dan terlihat sampai sekarang. Kita lihat saja, jumlah pengemis melonjak tajam sejak tahun 1999. Para pengemis ini beroperasi dalam berbagai cara. Banyak yang menjadi pengamen dadakan, penodong di bis kota dan di persimpangan-persimpangan jalan raya, dan lain-lain. Dibandingkan tahun 2001-2002, situasi pada saat ini sudah menjadi lebih baik, namun jumlah pengemis yang beroperasi di masyarakat belum kembali ke keadaan sebelum krisis.<br /><br />Apakah gejala ini telah mendapat perhatian yang memadai dari penentu kebijakan dan para sosiolog? Mungkin kita telah melewatkan satu momentum yang sangat baik untuk belajar lebih dalam mengenai bangunan sosial-ekonomi-politik masyarakat kita. Jika saja pemerintah menyisihkan beberapa milyar rupiah untuk memberdayakan para pengemis ini, maka situasi keamanan di kota-kota yang agak terganggu dengan kehadirian pengemis-penodong akan lebih cepat pulih.<br /><br />Dalam kenyataannya para pengemis Indonesia, termasuk di dalamnya para pengemis yang melakukan kegiatannya dengan kekerasan, telah ikut menciptakan rasa tidak aman di dalam masyarakat. Ditambah dengan kondisi kehidupan politik yang hiruk-pikuk seiring dengan bergulirnya perjuangan reformasi di segala bidang, maka citra umum mengenai kondisi keamanan di Indonesia menjadi kurang baik dan tidak kondusif untuk segera pulihnya kegiatan-kegiatan investasi di bidang ekonomi. Lambatnya proses pemulihan ekonomi dengan sendirinya berarti lambatnya pengurangan jumlah orang miskin.<br /><br />Dalam setengah tahun terakhir situasi tidak kondusif itu diperparah dengan terjadinya peristiwa pemboman di Bali pada bulan Oktober 2002, dan terakhir peristiwa invasi Amerika ke Irak. Semuanya menyebabkan hilangnya banyak lapangan kerja bagi berbagai lapisan masyarakat, khususnya lapisan pekerja kasar.<br /><br />Akar kemiskinan di Indonesia tidak hanya harus dicari dalam budaya malas bekerja keras. Keseluruhan situasi yang menyebabkan seseorang tidak dapat melaksanakan kegiatan produktifnya secara penuh harus diperhitungkan. Faktor-faktor kemiskinan adalah gabungan antara faktor internal dan faktor eksternal. Kebijakan pembangunan yang keliru termasuk dalam faktor eksternal. Korupsi yang menyebabkan berkurangnya alokasi anggaran untuk suatu kegiatan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat miskin juga termasuk faktor eksternal.<br /><br />Sementara itu, keterbatasan wawasan, kurangnya ketrampilan, kesehatan yang buruk, serta etos kerja yang rendah, semuanya merupakan faktor internal. Faktor-faktor internal dapat dipicu munculnya oleh faktor-faktor eksternal juga. Kesehatan masyarakat yang buruk adalah pertanda rendahnya gizi masyarakat. Rendahnya gizi masyarakat adalah akibat dari rendahnya pendapatan dan terbatasnya sumber daya alam. Selanjutnya, rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah akibat dari kurangnya pendidikan. Hal yang terakhir ini juga pada gilirannya merupakan akibat dari kurangnya pendapatan. Kurangnya pendapatan merupakan akibat langsung dari keterbatasan lapangan kerja. Dan seterusnya begitu, berputar-putar dalam proses saling terkait.<br /><br />Mengurai berbagai faktor penyebab kemiskinan tidak mudah dan tidak jelas harus mulai dari titik mana. Keterbatasan lapangan kerja, misalnya, seharusnya bisa diatasi dengan penciptaan lapangan kerja. Namun penciptaan lapangan kerja bukanlah hal yang begitu saja dapat dilakukan, misalnya dengan meminjam dari sumber-sumber pembiayaan luar negeri. Buktinya, pinjaman luar negeri Indonesia pada saat ini sudah mencapai lebih dari US$140 milyar, namun tetap tidak mudah bagi banyak warga negara, khususnya yang tidak memiliki ketrampilan khusus, untuk mendapatkan lapangan kerja.<br /><br />Upaya meningkatkan penguasaan iptek masyarakat juga bukan perkara yang mudah. Masalah utamanya adalah biaya pendidikan. Tetapi bukan hanya itu, budaya menghargai simbol-simbol formal di masyarakat Indonesia merupakan hal yang sangat menghambat kemajuan penguasaan iptek. Entah sejak kapan, manusia Indonesia merasa lebih terpandang di lingkungan masyarakatnya apabila telah memiliki ijazah kesarjanaan daripada memiliki kemampuan nyata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Akhirnya dunia pendidikan pun tidak tergerak untuk mencetak manusia-manusia siap pakai. Sekolah-sekolah kejuruan kurang berkembang. Orang merasa lebih bergengsi apabila tamat dari sekolah umum daripada sekolah kejuruan karena para siswa sekolah kejuruan dianggap kurang berkemampuan secara intelektual dibandingkan anak-anak dari sekolah umum. Alhasil, Indonesia tidak memiliki cukup tenaga teknis dan insinyur-insinyur lapisan menengah yang tumbuh dari bawah. Padahal sebagai salah satu negara sedang berkembang kebutuhan akan tenaga-tenaga teknis amat besar. Merekalah yang akan membentuk lapisan tenaga kerja menengah Indonesia dan menjadi infrastruktur lunak bagi pengembangan teknologi lebih canggih pada tahap berikutnya. Dengan demikian, kemiskinan yang dialami Indonesia di tengah-tengah kelimpahan sumber daya alamnya antara lain disebabkan oleh sistem pendidikan yang kurang sesuai dengan tahap perkembangan Indonesia.<br /><br />Dengan gambaran tersebut, tulisan ini hendak mengangkat sebuah hasil kajian kebijakan dari Pusat Pengkajian dan Pengembangan Perekonomian Rakyat Yayasan Agro Ekonomika (Pusat P3R-YAE). Judul Laporan “Kajian Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah”. Hasil kajian lembaga ini cukup layak ditelaah lebih lanjut oleh karena daya kritisnya yang cukup seimbang dalam melihat persoalan kemiskinan di Indonesia. Salah satu bab dari laporan kajian ini menyorot masalah kemiskinan dalam perspektif sejarah. Tawaran pendekatan untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah melalui strategi pola nafkah yang berkelanjutan dan demokratisasi melalui otonomi daerah.<br /><br /><strong>II. BANYAK PROGAM PEMBERDAYAAN , KENAPA AMBRUK?</strong><br /><br />Upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia telah dilakukan sejak awal kemerdekaan. Misalnya, di bidang pendidikan, pemerintah melancarkan pemberantasan buta huruf tak terbatas di sekolah formal saja, namun juga secara non-formal. Di era Bung Karno, anak-anak usia sekolah bahkan “dikejar” agar mau masuk sekolah. Di era Pak Harto, dicanangkan wajib belajar sembilan tahun, dan hasilnya luar biasa. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan peserta pendidikan dasar dari 62 persen anak-anak pada tahun 1973 menjadi lebih dari 90 persen pada tahun 1983. Namun, sampai saat ini tingkat buta huruf dilaporkan masih cukup tinggi di Indonesia, yaitu meliputi sekitar 5,9 juta orang yang berumur antara 10-44 tahun.<br /><br />Di bidang kesehatan, pemerintah meluncurkan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan memperkenalkan sistem santunan sosial. Di era Orde Baru, sejak 1970-an, dikenalkan pusat pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan (Puskesmas) agar lebih mudah terjangkau oleh masyarakat desa. Belakangan dibentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di setiap desa. Pada awal 1990-an pembangunan pusat kesehatan masyarakat meningkat lebih tinggi daripada rumah sakit. Penempatan bidan di desa yang mendidik kader-kader dari kalangan penduduk desa sendiri, dan mendampingi kader dalam kegiatan rutin posyandu, menunjukkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Kaderisasi semacam ini meningkatkan peluang keberlanjutan program yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan. Program Keluarga Berencana juga merupakan program strategis untuk mengurangi tingkat kemiskinan keluarga.<br /><br />Melalui program transmigrasi, penduduk miskin dari daerah padat diberi peluang yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya. Pembukaan dan pengembangan tanah pertanian baru diharapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja para transmigran.<br /><br />Selanjutnya, melalui Small Enterprise Development Project (SEDP I-III) dari Bank Dunia dilaksanakanlah program kredit likuiditas Bank Indonesia berupa Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) pada tahun 1974 sampai awal 1990-an. Melalui paket 29 Januari 1990, pola kredit usaha kecil diwujudkan dalam KUK (Kredit Usaha Kecil) yang merupakan kredit komersial. KUK ditetapkan sebesar 20 persen dari portofolio kredit bank yang menyalurkannya. Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1232/1989, BUMN diwajibkan untuk menyisihkan 1-5 persen labanya bagi pembinaan usaha kecil dan koperasi (PUKK). Fasilitas lainnya lagi adalah kredit usaha tani (KUT) yang mulai dilaksanakan tahun 1985 dan merupakan bantuan modal kerja bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.<br /><br />Dalam rangka penanggulangan kemiskinan pula diluncurkan berbagai Inpres, seperti Inpres Kesehatan, Inpres Perhubungan, Inpres Pasar, Bangdes, dan yang agak belakangan namun cukup terkenal adalah Inpres Desa Tertinggal (IDT). Dapat dicatat juga program-program pemberdayaan lainnya seperti Program Pembinaan dan Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K), Program Tabungan dan Kredit Usaha Kesejahteraan Rakyat (Takesra-Kukesra), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), dan seterusnya. Hampir semua departemen mempunyai program penanggulangan kemiskinan, dan dana yang telah dikeluarkan pemerintah untuk pelaksanaan program-program tersebut telah mencapai puluhan trilyun rupiah.<br /><br />Pertanyaannya kini adalah seberapa besar efek pemberdayaan yang telah ditimbulkan berbagai program tersebut pada lapisan masyarakat miskin yang menjadi sasarannya? Jawabannya adalah suatu pertanyaan, yaitu mengapa perekonomian Indonesia ambruk dan tidak tahan menghadapi krisis moneter pada tahun 1997?<br /><br />Sebagaimana dikemukan di atas, struktur perekonomian Indonesia dengan mudah ambruk karena berat di atas rapuh di bawah. Hal itu terjadi karena kurang seimbangnya perhatian yang diberikan pemerintah Indonesia sejak awal kemerdekaan sampai kini pada pengembangan ekonomi kelompok-kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah dibandingkan dengan kelompok-kelompok usaha besar. Kelompok-kelompok usaha besar ini dalam perkembangannya kurang menjalin hubungan yang sifatnya saling memperkuat dengan kelompok-kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah.<br /><br />Apa yang dikatakan HS Dillon, pengamat masalah-masalah kemiskinan yang senantiasa menukik analisisnya, mungkin perlu disimak dengan baik. Dikatakan bahwa strategi pertumbuhan ekonomi yang cepat yang tidak dibarengi pemerataan merupakan kesalahan besar yang dilakukan para pemimpin negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Dalam menjalankan strategi tersebut, pinjaman luar negeri telah memainkan peran besar sebagai sumber pembiayaan. Padahal, sering terjadi adanya ketidaksesuaian antara paket pembangunan yang dianjurkan donor dengan kebutuhan riil masyarakat. Kebijakan fiskal dan moneter juga tidak pro kaum miskin, pengelolaan sumber daya alam kurang hati-hati dan tidak bertanggung jawab, perencanaan pembangunan bersifat top-down, pelaksanaan program berorientasi keproyekan, misleading industrialisasi, liberalisasi perekonomian terlalu dini tanpa persiapan yang memadai untuk melindungi kemungkinan terpinggirkannya kelompok-kelompok miskin di dalam masyarakat. Selanjutnya berkembang budaya materialisme, praktek KKN.<br /><br />Jika dapat disimpulkan, maka penyebab kemiskinan di Indonesia bukanlah kurangnya sumber daya alam, melainkan karena faktor non-alamiah, yaitu kesalahan dalam kebijakan ekonomi. Khusus pada era Orde Baru, kelompok-kelompok usaha yang telah memiliki sistem manajemen modern dengan jaringan koneksi internasional yang sudah cukup baik dapat memanfaatkan situasi yang tercipta dengan lebih baik karena telah lebih siap secara teknis. Tugas yang diberikan kepada kelompok-kelompok usaha tersebut adalah memperbesar kue ekonomi yang kecil untuk kemudian dapat dilakukan pemerataan dalam pola trickle-down effect. Dalam perkembangannya, pertumbuhan untuk pemerataan tidak terjadi dengan mulus, bahkan kesenjangan sosial-ekonomi makin dirasakan melebar, dan akhirnya terjadi kerusuhan sosial yang memuncak pada tahun 1998.<br /><br /><strong>III. HARAPAN DI ERA OTONOMI DAERAH</strong><br /><br />Setelah terjadi pergantian rejim dari Orde Baru ke Orde Reformasi, kemampuan masyarakat dan pemerintah untuk segera dapat mengatasi akibat-akibat krisis multi-dimensi tidak segera dapat bangkit lagi karena adanya tekanan-tekanan situasi dalam dan luar negeri. Namun, suasana pembangunan sudah sangat berubah. Partisipasi masyarakat dalam berbagai matra kehidupan, khususnya di bidang politik, meningkat tajam. Pemerintah mulai menyadari bahwa pendekatan yang top-down dan sentralistik dalam pengambilan keputusan tidak dapat menghasilkan percepatan pembangunan yang sekaligus memadukan antara pertumbuhan dan pemerataan. Jadi, jalan lebar harus dibuka untuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.<br /><br />Pembahasan perihal penanggulangan kemiskinan di era otonomi daerah mengandung pelajaran tentang peluang-peluang penanggulangan kemiskinan, baik dari bentuk lama yang disusun di pusat pemerintahan, maupun pola baru hasil susunan pemerintah daerah, mungkin disertai dukungan pemerintah pusat atau swasta di daerah. Otonomi Daerah memungkinkan peningkatan penanggulangan kemiskinan karena menghadapi jarak spasial maupun temporal yang lebih dekat dengan penduduk miskin itu sendiri. Selain itu peluang tanggung jawab atas kegiatan tersebut berada di tangan pemerintah di aras kabupaten dan kota, serta pemerintah desa.<br /><br />Problem yang kemudian muncul ialah bagaimana upaya-upaya mengadaptasi perubahan dari struktur pemerintahan sentralistis menjadi struktur desentralistis di mana desa akhirnya memiliki kemandirian untuk menghidupi masyarakatnya sendiri. Problem tersebut berkaitan dengan telah mengakarnya pola-pola pendekatan sentralistis dalam pembangunan.<br /><br />Otonomi komunitas, pada tingkat desa atau yang lebih tinggi, memiliki pengertian yang lebih luas dari sekedar pengambilan keputusan. Akan tetapi di antara ciri-ciri komunitas lainnya, fungsi pengambilan keputusan dianggap sebagai ciri paling elementer bagi sebuah otonomi yang berkaitan dengan pemberdayaan. Pengambilan keputusan merupakan manifestasi terpenting dari kekuasaan, sementara kekuasaan merupakan wacana inti dari keberdayaan. Dengan kata lain, keberdayaan suatu komunitas dapat dicirikan oleh peranannya dalam pengambilan keputusan.<br /><br />Melalui perspektif tersebut otonomi berkaitan dengan upaya menggerakkan demokratisasi. Demokrasi didasarkan pada prinsip kedaulatan rakyat yang mengandung pengertian bahwa semua manusia pada dasarnya memiliki kebebasan dan hak serta kewajiban yang sama. Di sini demokrasi lebih menekankan pada partisipasi dan artikulasi kepentingan rakyat dalam keputusan-keputusan publik. Pemerintah seharusnya memperhatikan kepentingan rakyat ke dalam sistem pemerintahannya.<br /><br />Konteks pengembangan demokrasi di pedesaan Indonesia terbangun dari dimulainya pelaksanaan aturan normatif tentang otonomi desa dalam UU 22/99 tentang Pemerintahan Daerah dan UU 25/99 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (Agusta, 2001). Dalam aturan tersebut otonomi desa ditegakkan di atas penetapan batas desa secara “tradisional”, penggunaan lembaga-lembaga “tradisional” dalam kehidupan sehari-hari, serta penetapan lembaga-lembaga perwakilan suara rakyat seperti BPD (Badan Perwakilan Desa). Terdapat dua asumsi yang digunakan di sini, yaitu struktur masyarakat desa tidaklah homogen melainkan minimal terdiri atas dua lapisan sosial: rakyat dan pemerintah.<br /><br />Setidaknya ada lima kemungkinan yang bisa terjadi dari suatu proses transisi demokrasi melalui pemberian otonomi daerah. Pertama, terbentuknya sistem otoriter dalam bentuk baru. Kedua, terjadi revolusi sosial yang disebabkan oleh menajamnya konflik-konflik kepentingan di tengah masyarakat. Ketiga, liberalisasi terhadap sistem otoriter, yang dilakukan oleh penguasa pasca masa transisi, dengan tujuan untuk mendapat dukungan politis dan mengurangi tekanan-tekanan masyarakat. Keempat, merupakan kebalikan dari yang ketiga, yaitu penyempitan proses demokrasi dari sistem liberal kepada demokrasi limitatif. Dan kelima, terbentuknya sistem pemerintahan yang demokratis (Guillermo O’Donnell, Philippe C. Schmitter, dan Laurence Whitehead (ed.), 1993). Sangat penting untuk mengarahkan kebutuhan kita menuju terbentuknya pemerintahan demokratis. Oleh sebab itu otonomi daerah menjadi penting.<br /><br />Proses ke arah otonomi masyarakat memerlukan waktu panjang. Namun, tanda-tanda bahwa otonomi telah mengarah pada tujuan pemberdayaan masyarakat dapat ditemukan dalam observasi ke lima propinsi. Gejala awal adalah, kekurangtahuan atau pemahaman yang simpang-siur, keragu-raguan, kemudian pada akhirnya muncul keyakinan bahwa jalan otonomi adalah yang terbaik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.<br /><br />Masyarakat pedesaan/pedalaman sebenarnya belum terlibat jauh dalam wacana/praksis berotonomi. Unsur Pemerintah Daerah sendiri mengalami keraguan terkait dengan ketidakpastian acuan normatif berotonomi. Di satu sisi terdapat sejumlah Peraturan Pemerintah (PP) berotonomi (UU 22/1999) yang belum dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, di sisi lain terdapat Kebijakan Pemerintahan setaraf Keputusan Menteri (Kepmen) misalnya, yang mesti diikuti. Dalam konteks birokrasi Pemerintah Daerah, proses berotonomi terfokus pada konsolidasi internal organisasi dan mencari sumber-sumber baru bagi penguatan pendapatan daerah (PAD). Struktur APBD Kabupaten/Kota pada umumnya didominasi oleh Belanja Rutin (Gaji Pegawai dan Non Pegawai) dan Dana Perimbangan lebih besar dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah Daerah menafsirkan keadaan ini sebagai bentuk otonomi yang minimal. Otonomi dianggap lebih nyata apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berhasil meningkatkan porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam APBD, sehingga berkesempatan membiayai program-program prakarsa sendiri.<br /><br />Dalam jangka pendek, kegamangan berotonomi di daerah belum akan segera meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk mengatasi kemiskinan di daerahnya masing-masing.<br /><br />Apabila pemberlakuan UU Nomor 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa berimplikasi kepada penyeragaman desa-desa secara formal, maka UU Nomor 22 Tahun 1999 mengembalikan aturan-aturan adat pada tempatnya. Pada era otonomi daerah, komunitas “pra desa” memiliki hak hidupnya kembali. Bahkan masyarakat desapun dapat mengacu kepada hukum-hukum adat di desa tersebut dalam menentukan perkembangan desa selanjutnya. Arti penting pembentukan desa yang sesuai dengan aturan adatnya sendiri ialah terbentuknya suatu komunitas, yaitu masyarakat desa yang memiliki ikatan kesatuan yang kuat atau mendasar karena bersifat kultural. Kekuatan ini menjadi landasan bagi otonomi dan bangkitnya keberdayaan mereka. Selain itu masyarakat adat lazimnya juga mengatur pola-pola akses atau alokasi terhadap sumberdaya alam. Hal ini menunjukkan peluang untuk bekerja atau berusaha, sebagai salah satu jalan untuk menanggulangi kemiskinan di lingkungan mereka.<br /><br />Di antara faktor-faktor yang menghambat proses otonomi ialah terdapat aparat pemerintah kabupaten yang tidak yakin otonomi daerah akan berjalan –minimal sesuai dengan peraturan yang telah ada. Sulit bagi mereka untuk yakin bahwa pemerintah pusat bersedia menyerahkan urusan pemerintahan, dan terutama keuangan, kepada daerah.<br /><br />Selama ini peraturan daerah (Perda) tentang otonomi desa dibuat oleh aparat pemerintah kabupaten untuk mengisi kekosongan hukum sebagai akibat dicabutnya berbagai peraturan oleh Mendagri. Pengalaman dalam pembuatan peraturan daerah selama ini serta interpretasi mengenai hubungan daerah dan pusat secara hirarkis mengakibatkan pembuatan peraturan daerah tersebut tidak mengikutsertakan aspirasi warga desa sendiri. Padahal warga desalah yang menjadi subyek peraturan daerah tersebut. Peraturan daerah itu mengacu kepada peraturan Mendagri, tanpa menyertakan adaptasi sesuai konteks wilayah masing-masing.<br /><br />Acapkali diperoleh kenyataan bahwa kebijakan publik di suatu aras pemerintahan tidak sesuai dengan kebutuhan dari aras pemerintahan di bawahnya. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan komunikasi antararas dari pemerintah pusat hingga desa. Komunikasi antar peranpun sering tidak berjalan sehingga beragam kegiatan dari berbagai pihak, baik instansi pemerintah, antarLSM, antarperguruan tinggi, pada satu aras yang sama seringkali tidak sinergis, bahkan tidak jarang saling mencederai. Hal itu menunjukkan belum adanya kesiapan atau tanda-tanda kemunculan demokrasi<br /><br />Bentuk-bentuk resistensi lainnya juga muncul dari upaya membentuk semacam asosiasi LKMD, terutama atas dukungan pemerintah juga. Dengan cara demikian hendak dikekalkan struktur hubungan hierarkis dari pemerintah pusat ke desa. LKMD atau badan lain semacamnya berpeluang untuk tetap memonopoli jalan masuk proyek-proyek pembangunan pedesaan.<br /><br />Selain bersumber dari sikap resistensi terhadap otonomi, faktor penghambat lainnya muncul secara faktual dari kemampuan pendanaan pembangunan. Dalam konteks penanggulangan kemiskinan, diperlukan perimbangan keuangan pusat dan daerah.<br /><br />Dalam observasinya di lapangan, Pusat P3R-YAE menemukan bahwa kesangsian aparat pemerintah pusat mengenai otonomi daerah telah menyebabkan pemerintah kabupaten tidak menetapkan peraturan daerah mengenai pembagian keuangan – padahal item inilah yang menurut mereka paling penting diputuskan dalam rangka otonomi daerah. Aparat pemerintah kabupaten masih yakin bahwa pemerintah pusat akan menguasai sebagian besar pendapatan daerah. Dengan demikian diperkirakan aparat pemerintah kabupaten juga akan berupaya untuk menguasai sebagian besar pendapatan desa dalam bentuk pajak-pajak.<br /><br />Dalam kaitannya dengan otonomi desa, aparat pemerintah kabupaten memandang masyarakat desa belum mampu menjalankan pemerintahan sendiri. Oleh sebab itu diperlukan bantuan dari aparat pemerintah kabupaten. Bantuan tersebut dapat besar kalau pendapatan kabupaten besar pula. Hal ini diperoleh dari pembagian keuangan dari pusat, dan alokasi pajak-pajak usaha di desa-desa yang disetor kepada pemerintah kabupaten.<br /><br />Yang menggembirakan adalah faktor pendorong otonomi ke arah demokratisasi juga mulai terbentuk. Hubungan pihak-pihak pemerintah daerah, LSM dan perguruan tinggi setempat sudah dibuka peluangnya oleh Menteri Dalam Negeri pada tahun 2001 berupa kebijakan nasional “percepatan pelaksanaan otonomi daerah di tahun 2002”. Beberapa butir uraian Mendagri yang penting ialah upaya peningkatan kapasitas daerah dalam segala aspek, yaitu aspek kelembagaan, personil, keuangan, dan partisipasi masyarakat. Butir lainnya menunjukkan bahwa otonomi daerah dilaksanakan dalam derap kerja terkoordinasi (vertikal/horizontal) dan diupayakan dengan partisipasi penuh dari masyarakat melalui kegiatan LSM dan elemen masyarakat lainnya. Butir lainnya menjelaskan bahwa otonomi daerah dilaksanakan dengan mendorong pengembangan jaringan kerja (networking) dan optimalisasi dukungan kerjasama teknik luar negeri secara sistematis dan terencana.<br /><br />Dalam program prioritas peningkatan kapasitas daerah dan masyarakat, terdapat berkali-kali rujukan pada istilah di lapangan dan aplikasi lapangan. Hal ini menunjukkan pentingnya otonomi daerah terlaksana sampai di tingkat desa dan kelurahan serta melibatkan masyarakat, baik perorangan (laki-laki dan perempuan), keluarga, kelompok kecil, komunitas kecil, sampai komunitas lebih besar antar-desa maupun antar-kecamatan.<br /><br />Apabila semangat dan pola baru dalam pemerintahan sampai desa ini dipertahankan dan dilaksanakan, maka telah tercipta lingkungan yang kondusif bagi upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang self-sustained.<br /><br />Ke depan, masih diperlukan upaya dialog yang mempertemukan aparat Pemda, masyarakat, swasta serta pihak lain yang berminat menanggulangi kemiskinan. Keberhasilan aparat Pemda dalam belajar menerapkan asas-asas pembangunan partisipatif akan membuka peluang yang besar dalam pemberdayaan rakyat. Indikator penting dalam melihat tanda-tanda keberlanjutan keberdayaan ialah terbukanya akses-akses sumberdaya di daerah yang mendukung pola nafkah penduduk miskin secara berkelanjutan.<br /><br />Upaya penanggulangan kemiskinan yang paling strategis dalam era otonomi daerah dapat dirumuskan dalam satu kalimat yaitu “berikan peluang kepada keluarga miskin dan komunitasnya untuk mengatasi masalah mereka secara mandiri”. Ini berarti pihak luar harus mereposisi peran mereka, dari agen pemberdayaan menjadi fasilitator pemberdayaan. Input yang berasal dari luar yang masuk dalam proses pemberdayaan harus mengacu sepenuhnya pada kebutuhan dan desain aksi yang dibuat oleh keluarga miskin itu sendiri bersama komunitasnya melalui proses dialog yang produktif agar sesuai dengan konteks setempat. Upaya-upaya menyeragamkan penanggulangan kemiskinan menurut model tertentu hanya akan menemukan kemungkinan yang lebih besar untuk gagal dalam mencapai sasarannya. Hal-hal yang perlu ditinggalkan oleh para pembuat kebijakan adalah melakukan kontrol yang mematikan insiatif maupun partisipasi penduduk miskin.<br /><br />Yang perlu segera dilaksanakan adalah membangun suatu paradigma pembangunan yang memihak kepada penduduk miskin. Dalam membangun paradigma golongan miskin perlu diikutsertakan, misalnya melalui perwakilan mereka. Pemerintah daerah dan pemerintah desa sebaiknya hanya melakukan pekerjaan yang benar-benar mampu mereka kelola. Untuk mencapai kemampuan manajemen tersebut, Pemerintah Daerah dan pemerintah desa perlu bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang berminat dalam program penanggulangan kemiskinan.<br /><br />Dalam jangka panjang pemerintah bersama pihak-pihak lain yang berminat harus menanggulangi permasalahan tekanan donor menyangkut liberalisasi ekonomi agar tidak lebih jauh merugikan penduduk miskin. Otonomi daerah dan desa hendaknya diarahkan terutama untuk menanggulangi kemiskinan lokal. Dengan hilangnya kemiskinan, maka akan berkembang aspirasi demokrasi yang lebih besar dan lebih dewasa.<br /><br />Dalam proses ke arah itu dibutuhkan pendampingan yang akan membantu mendorong tumbuhnya partisipasi penduduk miskin dalam proses pembangunan di lingkungannya. Juga perlu menguatkan kemampuan kelembagaan penduduk miskin dengan pelatihan dalam satuan kelompok-kelompok penduduk miskin bentukan mereka. Di dalam kelompok, mereka menjadi sadar akan posisi dan apa penyebab kemiskinan mereka, dan membuka peluang menggalang pemecahan masalah kemiskinan bersama.<br /><br /><strong>IV. KESIMPULAN</strong><br /><br />Kesimpulan utama dari kajian ini adalah bahwa percepatan penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan mengubah paradigma pemberdayaan masyarakat dari yang bersifat top-down menjadi partisipatif, dengan bertumpu pada kekuatan dan sumber-sumber daya lokal. Penanggulangan kemiskinan yang tidak berbasis komunitas dan keluarga miskin itu sendiri akan sulit berhasil.<br /><br />Proses otonomi daerah yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini, meskipun gamang pada awalnya, diyakini nanti akan berada pada jalur yang pas. Yang diperlukan adalah konsistensi dari pemerintah pusat untuk membimbing ke arah otonomi yang memberdayakan tersebut. Maka disarankan agar program-program penanggulangan kemiskinan ke depan mengarah pada penciptaan lingkungan lokal yang kondusif bagi keluarga miskin bersama komunitasnya dalam menolong diri sendiri.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-26806728221767054952007-12-16T06:59:00.000-08:002007-12-16T07:00:43.993-08:00PEMAHAMAN GENDER<strong>Apa arti dari gender?</strong><br />Gender berasal dari bahasa Latin, yaitu “genus”, berarti tipe atau jenis. Jender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya. Karena dibentuk oleh sosial dan budaya setempat, maka gender tidak berlaku selamanya tergantung kepada waktu (tren) dan tempatnya. Sebagai contoh: kalau dulu hanya perempuan yang menggunakan anting-anting, tren akhir-akhir ini ternyata banyak juga laki-laki yang menggunakan anting-anting. Gender juga sangat tergantung kepada tempat atau wilayah, misalnya kalau di sebuah desa perempuan memakai celana dianggap tidak pantas, maka di tempat lain bahkan sudah jarang menemukan perempuan memakai rok. Karena bentukan pula, maka gender bisa dipertukarkan. Misalnya kalau dulu pekerjaan memasak selalu dikaitkan dengan perempuan, maka sekarang ini sudah mulai banyak laki-laki yang malu karena tidak bisa mengurusi dapur atau susah karena harus tergantung kepada perempuan untuk tidak kelaparan.<br /><br /><strong>Apa perbedaan seks dan gender?</strong><br />Gender ditentukan oleh sosial dan budaya setempat sedangkan seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan oleh Tuhan. Misalnya laki-laki mempunyai penis dan bisa memproduksi sperma, sementara perempuan mengalami menstruasi, bisa mengandung dan melahirkan serta menyusui.<br /><br /><strong>Bagaimana bentuk hubungan gender?</strong><br />Hubungan gender ialah hubungan sosial antara laki-laki dengan perempuan yang bersifat saling membantu atau sebaliknya, serta memiliki banyak perbedaan dan ketidaksetaraan. Hubungan gender berbeda dari waktu ke waktu, dan antara masyarakat satu dengan masyarakat lain, akibat perbedan suku, agama, status sosial maupun nilai (tradisi dan norma yang dianut).<br /><br /><strong>Apakah ketidakadilan gender itu?</strong><br />Ketidakadilan gender merupakan bentuk perbedaan perlakuan berdasarkan alasan jender, seperti pembatasan peran, penyingkiran atau pilih kasih yang mengkibatkan terjadinya pelanggaran atas pengakuan hak asasinya, persamaan antara laki-laki dan perempuan, maupun hak dasar dalam bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain-lain.<br /><br /><strong>Bagaimana sifat ketidakadilan gender?</strong><br />Ketidakadilan gender dapat bersifat:<br />• Langsung, yaitu pembedaan perlakuan secara terbuka dan berlangsung, baik disebabkan perilaku/sikap, norma/nilai, maupun aturan yang berlaku.<br />• Tidak langsung, seperti peraturan sama, tapi pelaksanaanya menguntungkan jenis kelamin tertentu.<br />• Sistemik, yaitu ketidakadilan yang berakar dalam sejarah, norma atau struktur masyarakat yang mewariskan keadaan yang bersifat membeda-bedakan.<br /><br /><strong>Bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi gender?</strong><br />• Marginalisasi (peminggiran). Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi karena sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran dapat terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu pengetahuan (teknologi).<br />• Subordinasi (penomorduaan), anggapan bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki<br />• Stereotip (citra buruk) yaitu pandangan buruk terhadap perempuan. Misalnya perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya.<br />• Violence (kekerasan), yaitu serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak paling rentan mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisasi, subordinasi maupun stereotip diatas. Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami perempuan.<br />• Beban kerja berlebihan, yaitu tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. Misalnya, seorang perempuan selain melayani suami (seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah. Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggung jawab diatas.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-7929155686137448922007-12-15T19:21:00.000-08:002007-12-16T06:56:20.269-08:00MOTIVATION TRAINING DI SMPK ST. YOSEPH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghKV70T4CRWUCJW2aCvM3j33mW_MhOvZsoDAI-ik4LYbuOg9NZtUNsBsk024_FgkVxezqvntkQ1iH8ck_CnQdq45SErkOiBhhvpvcDeWohnVa-xWsgFP5cb7BLbOLkolYnR8XlpM4gOJcF/s1600-h/100_1455.JPG"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghKV70T4CRWUCJW2aCvM3j33mW_MhOvZsoDAI-ik4LYbuOg9NZtUNsBsk024_FgkVxezqvntkQ1iH8ck_CnQdq45SErkOiBhhvpvcDeWohnVa-xWsgFP5cb7BLbOLkolYnR8XlpM4gOJcF/s200/100_1455.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5144581829793325234" /></a><br />LPPM Universitas Katolik Darma Cendika baru-baru pada tanggal 15 - 16 Desember 2007 dipercaya lagi untuk memberikan motivation training bagi siswa SMPK St. YOSEPH dalam rangka Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Motivation Training diselenggarakan di Aula Sekolah SMPK St. YOSEPH. Beberapa aktivis LPPM UNIKA DARMA CENDIKA terlibat dalam kegiatan ini, antara lain: Drs. Wahyu Krisnanto; Yohana Tampubolon; Lia Angeline, SE; Nadia, Martika Dini; Danaro dan Filia. Dipercaya sebagai Team Leader dalam kegiatan ini adalah Martika Dini yang juga menjabat sebagai staf LPPM UNIKA DARMA CENDIKA.LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1605318485657064440.post-87654032714479459422007-12-14T18:23:00.000-08:002007-12-16T16:13:04.589-08:00DESEMBER KELABU<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1fJ9QALtv5QFU49LTqJID7duyz5SWZBBLX72kpqQ-I3Q4rMPXnIqIL0GFjSutSTw1x_SGJ4dM_WPWrH8jGuw6UUwX1q52SaY8SI-4OnHNQEfOEjz-bqRIsqtuCurADC1uFXplpWLqui0R/s1600-h/2007_12140007+copy.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5144727862976356546" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1fJ9QALtv5QFU49LTqJID7duyz5SWZBBLX72kpqQ-I3Q4rMPXnIqIL0GFjSutSTw1x_SGJ4dM_WPWrH8jGuw6UUwX1q52SaY8SI-4OnHNQEfOEjz-bqRIsqtuCurADC1uFXplpWLqui0R/s200/2007_12140007+copy.jpg" border="0" /></a><br /><div>Musibah sedang menimpa UNIKA DARMA CENDIKA, dan LPPM pada khususnya. Pada pukul 03.00 dini hari tadi, ruang LPPM UNIKA DARMA CENDIKA terbakar. Satu unit komputer beserta printer dan 1 unit monitor ikut terbakar. Terjadinya kebakaran diduga terjadinya arus pendek di salah satu ruang di dekat ruang kerja LPPM. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Tetapi seluruh arsip surat, hasil-hasil penelitian dosen dan LPPM, modul-modul pelatihan serta buku-buku koleksi perpustakaan kecil milik LPPM ikut hangus terbakar. Tidak hanya ruang LPPM saja yang terbakar, tetapi ruang BEM, LPBH dan ruang kuliah juga ikut hangus terbakar.<br /><br />Kejadian ini memberikan hikmah bagi kita semua, untuk semakin berhati-hati dalam bekerja dan selalu memperhatikan pengamanan listrik di ruang kita. Semoga kejadian terbakarnya ruang LPPM, LPBH, BEM dan ruang kuliah, tidak mematahkan semangat para dosen, karyawan dan mahasiswa UNIKA DARMA CENDIKA untuk tetap berkarya mengembangkan dan meningkatkan kualitas kampus UNIKA DARMA CENDIKA.</div>LPPM UNIKA DARMA CENDIKAhttp://www.blogger.com/profile/04488800899332220082noreply@blogger.com0