Kamis, 13 November 2008

BERPIKIR LAIN DARI YANG LAIN


Pada saat pesawat terbang pertama kali terlintas dalam benak penemunya, tentu saja ada pergulatan yang cukup hebat terhadap pilihan untuk ‘apakah melanjutkannya untuk jadi” atau “menghentikannya sampai disini”. Demikian juga pada saat dalam uji coba ternyata kegagalan dan kegagalan yang ditemui, bahkan cemoohan dari orang-orang disekitarnya terdengar menyakitkan dan menyinggung perasaan, bahkan tidak sedikit yang menyatakan bahwa ini hanyalah perwujudan dari kegilaan. Namun sang penemu terus menancapkan pilihan “melanjutkannya untuk jadi”, dan berkah itu sekarang kita rasakan, perpindahan fisik dalam jarak yang panjang mudah kita lakukan dalam tempuhan waktu yang singkat.

Semua orang merasakan bahwa setiap kali mereka memiliki ide yang berbeda dari keseharian maupun kebiasaan , selalu saja harus berhadapan dengan anggapan negatif dari lingkungan dan kesulitan awal untuk memulai. Hal ini sangat manusiawi jika kenyataan mengatakan bahwa jumlah “orang besar” lebih sedikit dari jumlah orang kebanyakan. Artinya memang keberanian berfikir dan menjalani kehidupan yang berbeda memunculkan peluang yang berbeda pula.

Ada dua hal yang paling berpengaruh pada saat kita berkeinginan berfikir berbeda. Faktor yang pertama adalah “ketakutan” dan faktor yang kedua adalah “penundaan”. Ketakutan akan kegagalan, ketakutan melakukan sesuatu yang sia-sia, ketakutan atas anggapan orang lain merupakan definisi atas faktor yang pertama. Sedangkan penundaan seringkali karena pola fikir menunggu momentum yang tepat.

Bagaimana mengatasi “ketakutan” ?

Ketakutan adalah milik semua manusia, tetapi seorang pemberani bukanlah orang yang tidak memiliki rasa takut, tetapi orang yang paling sering menkonfrontasi rasa takutnya untuk tujuan besar yang lebih positif. Mengkonfrontasi rasa takut menjadi lebih mudah jika tujuan yang ingin kita capai lebih jelas. Misalnya di pedesaan pada malam hari seseorang takut untuk pergi menonton acara panggung gembira di lapangan kelurahan yang letaknya jauh dari rumah, tetapi dengan lebih memperjelas tujuan bahwa kalau tidak berangkat maka tidak bisa melihat group dangduth favoritnya perlahan-lahan rasa takut itu akan pergi. Seorang karyawan dengan jabatan supervisor takut untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan board of director untuk yang pertama kalinya, tetapi dengan lebih memperjelas tujuannya bahwa dia menginginkan untuk menjadi manager dalam 2 tahun, maka cara yang paling mudah adalah sering menunjukkan kelebihannya di depan para direktur sebagai pemegang keputusan tertinggi di dalam promosi, maka rasa takut itu perlahan-lahan akan pergi.
Memperjelas tujuan berdampak terhadap penguatan kemauan, dan penguatan kemauan menyingkirkan rasa ketakutan.

Bagaimana mengatasi “penundaan”?

Berfikir tentang menunggu momentum adalah kesalahan berfikir yang terbesar, karena momentum itu diciptakan. Usaha yang sistematik untuk mengkondisikan kekuatan diri dan lingkungan akan menciptakan momentum kesuksesan.
Menunda berarti membiarkan orang lain melakukannya lebih dahulu. Untuk menjadi orang yang dikenal luas ada dua buah cara, cara yang pertama adalah melakukannya dan menjadi yang terbaik atau melakukannya untuk pertama kali. Membiarkan orang lain melakukannya lebih dulu adalah kegagalan 50% untuk dikenal secara luas dan kegagalan 50% dalam peluang sukses.

Mulai berfikir berbeda adalah awal dari langkah besar

Memulai berfikir yang berbeda adalah awal untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Seorang penjual jamu gendong keliling akan selamanya menjadi penjual jamu gendong keliling, kalau dia tidak mulai berfikir menyisihkan sebagian hasil jualannya untuk dikumpulkan menyewa depot jamu. Setelah terkumpul lalu dia menyewa sebuah depot untuk berjualan, dan hasil penjualannya dia sisihkan untuk uang muka pembelian ruko dimana dia tidak hanya menjual jamu merk orang lain tetapi juga meracik jamu hasil ramuan yang dia yakini memiliki khasiat, maka kita dapati sekarang dia menjadi pemilik sebuah pabrik jamu.

Rumusan awal selalu mengatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang berbeda maka usahanya harus berbeda. Usaha awal untuk berbeda adalah dengan berfikir berbeda dari orang lain.
Mencari aspek yang berbeda dengan ujung yang positif dimulai dengan melakukan proses kalkulasi dan penelusuran terhadap apa yang sering atau telah difikirkan oleh orang lain.
Misalnya :
- Sesuatu yang biasanya difikirkan oleh seorang karyawan adalah bagaimana mendapatkan gaji yang lebih besar dari yang didapatnya sekarang. Berfikir berbedanya adalah : “bagaimana tanpa ada kenaikan gaji tetapi terjadi peningkatan kesejahteraan dan kemerdekaan keuangan”.
- Seorang penjual biasanya berfikir tentang bagaimana meraih target penjualan yang telah ditetapkan setiap bulannya, apa yang harus dilakukannya hari ini, siapa prospek yang memungkinkan untuk menaikkan omzet. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana meraih target penjualan tanpa harus menjual sendiri dan pasti berhasil”
- Seorang Direktur biasanya berfikir tentang bagaimana cara memajukan bisnisnya atau membuat bisnisnya berkembang dengan pesat. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana agar dia tetap bisa setiap hari bermain golf dan bersenang-senang dan usahanya menjadi tambah besar dan berkembang pesat”
- Seorang Guru biasanya berfikir tentang bagaimana menyampaikan materi didepan kelas dan muridnya menjadi pandai. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana tanpa kehadirannya murid bisa belajar dan mengerti tentang ilmu yang diajarkannya”
- Seorang Mahasiswa biasanya berfikir bagaimana meraih indeks prestasi setinggi-tingginya sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan pada saat nanti bekerja. Berfikir berbedanya adalah “bagaimana mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan tinggi tanpa harus menunggu lulus dengan indeks prestasi yang tinggi”

Disadur dari motivator muda: Cahyana Puthut Wijanarka

Selasa, 14 Oktober 2008

CERITA YANG INSPIRATIF

Ini adalah sebuah kisah yang diperoleh dari sebuah mailing list. Cerita ini sangat inspiratif dan menyentuh perasaan kita semua.

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman,
atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana.
Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah
saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap
orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya
kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi
mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan
didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan
selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah
mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak
bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi
kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya
sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian,
saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil
mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap
orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang
yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat
mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya
membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di
belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih
pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang
"tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi
juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia
meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung
beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya
'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang
memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental,
dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya
merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu
kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja
sudah sampai didepan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya
pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh
mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam
restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli
sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku
beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka
mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir
semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru
menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke
diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga
kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum
dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan
terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di
counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke
meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan
lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua
lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di
atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak
tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini
telah saya pesan untuk kalian berdua."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah
ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak,
nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya
saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,
Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga
saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk
lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya
merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan
mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang
tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba
meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata
"Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang
pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling
berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan
menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan
'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat
membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan
meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka
satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan'
dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi
tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang
mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi
kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan
tadi kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak
meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah
kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami,
mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu
melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya
merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang
tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih
sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini
ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan
keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke
depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan
ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika
akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan
paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama
cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan
gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para
siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana
sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di
deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk
mengungkapkan perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya
dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat'
dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh
orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku,
dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai
mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah
saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh
para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan
memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara
MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT
HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN
MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN
SESAMA!
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan
cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat'
yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini
akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun)
bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!
Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari
kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan
JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk
berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan
uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan
lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan
kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan
makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke
dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa
mendapatkannya.
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang
tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari
PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa
mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri .

Rabu, 01 Oktober 2008


Seiring dengan merekahnya mentari pagi di hari yang Fitri, kami keluarga besar LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) UNIKA DARMA CENDIKA mengucapkan: "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H - MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN"

Jumat, 01 Agustus 2008

MAJU TERUS, PANTANG MUNDUR !!!


Ketika Colombus menyeberangi lautan Atlantik yang sukar dan penuh dengan tantangan yang membahayakan, tidak tahu kemana arah ia berlayar. “Hari ini kami berlayar pada lintasan WSW”, tulisnya pada buku hariannya. Pada saat itu, Columbus pasti dipenuhi dengan harapan dan keyakinan bahwa dia diarahkan secara benar agar tepat pada tujuan yang ingin dicapai.

Pada saat itu, tentu ia juga mempunyai keraguan dan keputusasaan, bahwa ia tidak akan sampai pada tujuan, ia bisa saja tidak hentinya terombang-ambing di tengah lautan yang menggelora, mungkin ia juga bisa kehilangan dunia ini selama-lamanya. Hal-hal lain bisa juga mungkin terjadi lebih buruk, misalnya kapalnya rusak dan tenggelam, para awak kapal yang mulai panik dan memberontak, Apakah Colombus juga kadang-kadang kehilangan harapan dan keyakinannya ? Tentu saja ia pernah mengalaminya.

Namun pada saat-saat putus asa, frustasi, gelisah, dan dalam tengah krisis itu Columbus membangkitkan keberaniannya, Ia tahu ia harus berada pada posisi yang tepat dan maju terus. Mengapa ia menjadi berani ? Karena ia memiliki integritas dari dalam diri dia (Komitmen). Apakah Anda memiliki integritas diri ketika Anda ada dalam keadaan-keadaan sulit ? Punyakah Anda rasa harga diri selama menghadapi tantangan hidup ? Apakah Anda membangkitkan kepercayaayn dan keberanian Anda disaat kehilangan harapan, kegagalan, waktu panik, saat-saat krisis, ketika Anda tenggelam dalam lautan frustasi ? Ketika Anda merasa sudah tidak berdaya lagi ? Ketika Anda ingin memberontak kepada diri sendiri ? Kebesaran diri terbentuk ketika Anda mencoba untuk menjadi besar.

Kapan itu ? Pada saat-saat krisis,. Pada saat ragu-ragu, susah, putus harapan, maukah Anda menuliskan kata-kata Columbus pada selembar kertas : “Hari ini kami berlayar terus”, kemudian simak dan hayati dalam kehidupan Anda sehari-hari, ini merupakan tanggung jawab moral yang harus Anda buat juga.

PESAN :
Setiap orang sukses, pasti pernah mengalami kesulitan hidup, tantangan rintangan, dan krisis. Saat-saat kita mulai dari nol lagi, belum punya apa-apa, bahkan punya banyak keterbatasan. Saat-saat kita merasa frustasi, sepertinya ingin menyerah saja. Tetapi jauh di dalam hati, masih tersimpan sebuah harapan dan impian besar untuk diraih. Maka sering kali kita menangis di kesunyian malam. Guru saya pernah berkata: “Setiap orang sukses, pasti pernah menangis sendiri di tengah malam”. Tetapi pada saat itu juga kita akan menemukan kepercayaan, keberanian, dan passion kita kembali. Jadi jika Anda tengah mengalami masa-masa sulit dan krisis, Selamat, karena Anda sudah dipilih untuk menjadi orang sukses berikutnya, jika Anda berhasil melewati semua krisis dan tantangan, maka Anda akan keluar sebagai Pemenang!
(Disadur dari email Sdr. Rudy Lim seorang inspirator dan motivator muda)

Sabtu, 26 Juli 2008

PELATIHAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT

Pada bulan September 2008 mendatang, LPPM UNIKA DARMA CENDIKA akan menyelenggarakan "Pelatihan Tenaga Pendamping Masyarakat". Materi-materi pelatihan yang akan diberikan meliputi: Prosedur dan Teknik Pemetaan Sosial, Analisis Sosial dan Kemiskinan dan Teknik Fasilitasi. Pelatihan direncanakan akan diselenggarakan selama 2 hari bertempat di Wisma Kartini - Pacet, Mojokerto. Kepada rekan-rekan (baik umum, dosen dan mahasiswa) yang berminat silahkan mendaftarkan diri kepada Sdri. Martika Dini Syahputri HP. 085731326051, dengan biaya investasi Rp. 75.000/org.

PENELITIAN SANITASI PERKOTAAN

Untuk mendukung program Kali Bersih di Kota Surabaya yang telah dicanangkan oleh Pemerintah, LPPM UNIKA DARMA CENDIKA bekerjasama dengan sebuah perusahaan konsultan menyelenggarakan penelitian tentang Solid Waste Sewerage. Penelitian dilakukan di 4 wilayah Kelurahan di Kota Surabaya dengan responden sebanyak 600 KK. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat dalam membuang limbah padat (kotoran) rumah tangga serta sikapnya terhadap rencana pembangunan Sistem Pengolahan Limbah Padat Terpusat.

Tim Peneliti LPPM UNIKA DARMA CENDIKA dipimpin oleh Ibu Dian Etty Mayasari, SH. MHum. dari Fakultas Hukum dan dibantu oleh 17 orang mahasiswa. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendukung terhadap rencana pembangunan sistem pengolahan limbah padat terpusat.

OUTBOUND PADUAN SUARA GEREJA ALGONZ


Pada tanggal 20 - 21 Mei 2008 dipercaya untuk mendampingi Kelompok Paduan Suara Gereja Algonz melakukan kegiatan Outbound yang diselenggarakan di Sasana Krida Jati Jejer (SKJJ). Kegiatan outbound ini diikuti oleh kurang lebih 30 orang, dimana kegiatan outbound lebih menekankan pada kegiatan low impact. Bertindak sebagai Team Leader pada kegiatan pendampingan outbound ini adalah Sdri. Martika Dini Syahputri dengan dibantu oleh Mas Yoga, Mas Ringgo, Yohana Tampubolon, "Cik" Nadia, Danaro dan Krisnanto.

Minggu, 16 Maret 2008

KERJASAMA LPPM DG HESS INDONESIA - PANGKAH Ltd.


Pada bulan Maret 2008, LPPM Unika Darma Cendika telah melakukan kerjasama dengan HESS INDONESIA PANGKAH Ltd sebuah perusahaan PMA di bidang eksplorasi minyak. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial Perusahaan). Bentuk kegiatan CSR yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kapasitas institusi POSYANDU serta kapasitas pelaku POSYANDU (Kader). Peningkatan kapasitas institusi dan pelaku di bidang Ke-POSYANDU-an ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat (ibu dan anak) di wilayah Kecamatan Ujungpangkah dan Manyar di Kabupaten Gresik. Beberapa kegiatan CSR yang dilakukan adalah training kader posyandu, studi banding, pemilihan kader dan posyandu terbaik serta melakukan monitoring evaluasi kegiatan posyandu. Seluruh kegiatan CSR ini akan berakhir pada bulan Oktober 2008.

Selasa, 01 Januari 2008

MENABUR DAN MENUAI

Waktu itu diri saya tampak masih SD. Saya baru saja pulang dari sekolah dan memberi tahu Ibu bahwa saya akan pergi ke rumah seorang teman untuk bermain sepakbola. Ibu bersikeras agar saya tetap di rumah dan mengerjakan PR. Namun, saya menyelinap keluar lewat pintu belakang dan menghabiskan 2 jam berikutnya untuk bermain sepak bola di halaman belakang rumah teman saya. Namun, pada permainan terakhir, saya dijegal hingga tersungkur dan tangan kanan saya retak hingga tidak dapat untuk menengadah. Saya sangat kesakitan, dan rasanya lebih sakit lagi saat menceritakannya kepada orangtua saya.

Keputusan untuk tidak taat itu mengantar saya pada sedikit cacat pada tangan kanan saya tersebut. Pemain bisbol, Roy Hobbs, berkata dalam film The Natural, "Sebagian kesalahan memiliki dampak yang harus Anda tanggung seumur hidup."

Keputusan kita kerap memiliki jangkauan dan dampak yang tak pernah kita bayangkan. Untuk itulah, dalam hidup kita selalu mengambil keputusan dengan cukup bijak. Keputusan yang kita ambil hari ini menghasilkan konsekuensi yang akan kita tuai hari esok.

"Jauh lebih baik menghindari dosa sejak awal daripada kelak harus bergumul untuk mengatasi akibat dosa".